Senin, 30 April 2012

PROPOSAL PENILITIAN PENGGUNAAN EKSTRAK-AIR DAUN KATUK SEBAGAI PENGGANTI FEED ADDITIVE KOMERSIAL UNTUK MEMPRODUKSI MEAT AND EGG DESIGNERS YANG EFISIEN

1. Latar Belakang
Dewasa ini industri unggas  dihadapkan kepada permasalahan untuk memproduksi daging  dan telur yang rendah kolesterol, rendah total lipid dan rendah asam lemak jenuh, tetapi kaya asam amino tertentu seperti asam aspartat, asam glutamat dan arginin (yang akhir-akhir ini dibuktikan  mempunyai peranan penting bagi terjaganya kesehatan optimal manusia), rendah tingkat kontaminasi oleh mikrobia patogen dan bebas residu senyawa kimia sintetik serta mengandung protein dan b-karotin yang tinggi. Produk daging  dan telur dengan kriteria tersebut dinamakan meat and egg designers. Permasalahannya adalah bahwa feed additive komersial yang beredar di pasar selain mengandung senyawa kimia sintetik juga tidak mampu memproduksi daging dan telur dengan kriteria tersebut di atas.

2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh metode ekstraksi daun katuk dengan air pada suhu yang optimal.

2. Membandingkan ekstrak daun katuk  sebagai feed additive dengan feed additive komersial dalam memproduksimeat and egg designer yang efisien.

Hasil penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

1.  Kontribusi terhadap pembaharuan dan kemajuan ipteks:

1.  Penelitian ini akan mengungkapkan metode ekstraksi dengan air pada suhu yang tepat. Metode ekstraksi dengan air pada suhu yang tepat diharapkan  dapat memodifikasi komposisi asam lemak, b-karotin, kolesterol, trigliserida dan protein pada daging broiler secara optimal.  Proses pembuatan ekstrak daun katuk dapat dipatenkan.

2.  Hal lain yang akan diungkap adalah kemungkinan ekstrak-air daun katuk berperan dalam mencegah  fatty liver syndrome pada broiler.

3.  Belum ada penelitian metabolisme lemak dan modifikasi komposisi kimia daging dan telur  terutama komposisi asam lemak, asam amino  dan b-karotin daging dan telur oleh ekstrak daun katuk.

2.  Keunggulan untuk memecahkan masalah pembangunan
Penelitian ini dapat memecahkan 3 masalah utama dalam pembangunan yaitu:

a.  Penggunaan  ekstrak-air daun katuk dapat menggantikan feed additive komersial dan memberikan efisiensi produksi yang lebih baik. Hal ini sangat membantu dalam pengembangan usaha peternakan broiler dan petelur dan peningkatan pendapatan peternak.

b. Memproduksi meat  designer  yaitu daging dan telur dengan kriteria rendah kolesterol, trigliserida, asam lemak jenuh,  bebas residu senyawa kimia sintetis dan tinggi kadar protein dan b-karotinnya. Produk hasil penelitian ini sangat mendukung program pemerintah dalam penyediaan bahan pangan yang bergizi tinggi dan aman dikonsumsi. Produkmeat designer dapat dipatenkan.

3. Memberikan sumbangan bagi kemajuan ipteks:

1. Memberi sumbangan pengetahuan berupa komposisi asam lemak, asam amino, b-karotin dalam ekstrak-air dari daun katuk.

2. Teknologi ekstraksi daun katuk dengan air pada suhu yang optimal.

3. Pengembangan teknologi meat and egg designer.

3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
 Kesulitan untuk memproduksi meat and egg designer  tersebut dapat diatasi oleh penggunaan ekstrak daun katuk sebagai pengganti feed additive komersial. Hal ini dikarenakan daun katuk banyak mengandung senyawa aktif yang dapat berperan sebagai feed additive. Daun katuk mengandung 6 senyawa utama yaitu monomethyl succinate dan cis-2-methyl cyclopentanol asetat, asam benzoat, asam fenil malonat, 2-pyrolidinon dan methyl pyroglutamate (Agustal et al., 1997). Methyl pyroglutamate jika dikonsumsi oleh unggas kemungkinan dapat meningkatkan sintesis asam amino dan meningkatkan sintesis protein. Glutamate merupakan senyawa antara dalam sintesis protein.
Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat dari sumber yang terkait.
sumber : uripsantoso.wordpress.com / http://rizqialextoramadhan.wordpress.com/2011/05/25/contoh-proposal-penelitian/

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Syarat-sayarat :
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.

4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan. 
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.


kelompok 
zaenal arifin 15109367
ruli kusuma 16109111